
Hanya saja, patah hati pada wanita punya
risiko serius bagi kesehatannya jika tidak secepatnya ditangani.
Menurut para ahli, patah hati yang mendalam bisa menyebabkan broken
heart syndrom. Efeknya adalah mempermudah terjadinya serangan jantung
atau gejala masalah di jantung lainnya.
Wanita cenderung “suka” berlama-lama
dengan tekanan di hatinya saat patah hati dibanding para pria. Dr.
Abhishek Deshmukh, spesialis jantung di University of Arkansas, AS,
mengatakan, tekanan mental ini mengakibatkan rangsangan keluarnya
adrenalin dan hormon stres.
Akibatnya, ruang pompa utama jantung
dapat menggembung mendadak yang menyebabkan jantung gagal bekerja.
Mungkin tidak terjadi penyumbatan di arteri seperti kasus jantung
koroner. Namun, perubahan mendadak pada ritme dan zat dalam darah bisa
memicu gagal jantung. Sebagian besar kasus berakhir dengan kesembuhan
dan satu persen yang fatal.
Pada penelitian yang dilakukan Desmukh
itu dinyatakan, jika wanita punya penyakit hipertensi maka kemungkinan
terkena syndrom tersebut 7,5 kali lebih mungkin. Dan, wanita di bawah
usia 55 tahun punya peluang 9,5 kali lebih mungkin terkena syndrom ini,
dibanding usia di atas 55 tahun yang hanya tiga kali kemungkinannya.
Jadi, seberapa berat apa pun masalah
hati Anda, sebaiknya segera dicari jalan keluarnya. Terlalu lama
bersedih juga merugikan tubuh Anda sendiri.
Related Posts
0 komentar